Harga Pangan di Jakarta Hari Ini 27 Oktober 2025: Beras Turun, Cabai dan Bawang Melonjak

Senin, 27 Oktober 2025 | 10:00:06 WIB
Harga Pangan di Jakarta Hari Ini 27 Oktober 2025: Beras Turun, Cabai dan Bawang Melonjak

JAKARTA - Pergerakan harga pangan di Jakarta pada Senin, 27 Oktober 2025, menunjukkan dinamika yang beragam.

Beberapa komoditas pokok seperti beras, minyak goreng, dan daging sapi tercatat mengalami penurunan harga, sementara bahan bumbu dapur seperti cabai dan bawang mencatat kenaikan signifikan. Kondisi ini mencerminkan fluktuasi pasar yang dipengaruhi pasokan, permintaan, serta faktor musiman.

Penurunan Harga Komoditas Pokok

Harga beras di berbagai pasar tradisional Jakarta menunjukkan tren penurunan. Beras IR I turun Rp1.522 menjadi Rp14.000 per kilogram, Beras IR II (Ramos) turun Rp1.723 menjadi Rp13.000 per kilogram, dan Beras IR III turun Rp1.406 menjadi Rp12.000 per kilogram. Sementara itu, beberapa varietas premium tetap stabil, seperti Beras Muncul I di Rp15.133 per kilogram dan Beras Setra I di Rp16.610 per kilogram. Beras IR 42/Pera turun Rp884 menjadi Rp15.000 per kilogram.

Selain beras, komoditas minyak dan tepung terigu juga menunjukkan penurunan harga. Minyak goreng curah turun Rp1.163 menjadi Rp19.000 per kilogram, sedangkan tepung terigu turun Rp1.000 menjadi Rp10.000 per kilogram. Di sisi lain, gula pasir mengalami kenaikan tipis Rp467 menjadi Rp19.000 per kilogram, sedangkan garam dapur naik Rp797 menjadi Rp5.000 per 250 gram.

Untuk komoditas protein hewani, daging sapi has (paha belakang) turun Rp11.250 menjadi Rp130.000 per kilogram, dan daging sapi murni (semur) turun Rp10.553 menjadi Rp120.000 per kilogram. Sebaliknya, harga ayam broiler naik Rp3.983 menjadi Rp45.000 per ekor, sedangkan telur ayam ras tetap stabil di Rp31.000 per kilogram.

Kenaikan Signifikan pada Bumbu Dapur

Sementara beberapa komoditas pokok turun, harga bumbu dapur mencatat kenaikan yang cukup signifikan. Cabai rawit merah melonjak Rp4.130 menjadi Rp50.000 per kilogram, sedangkan cabai rawit hijau naik Rp7.950 menjadi Rp50.000 per kilogram. Bawang merah naik Rp2.483 menjadi Rp50.000 per kilogram, dan bawang putih meningkat Rp3.713 menjadi Rp45.000 per kilogram.

Meski cabai merah keriting turun Rp5.850 menjadi Rp55.000 per kilogram dan cabai merah besar (TW) turun Rp2.683 menjadi Rp60.000 per kilogram, kenaikan cabai rawit menjadi sorotan karena menjadi komoditas utama dalam kebutuhan dapur sehari-hari. Tomat buah juga mengalami kenaikan Rp2.980 menjadi Rp18.000 per kilogram, sedangkan kentang ukuran sedang naik Rp1.213 menjadi Rp20.000 per kilogram. Kelapa kupas tetap stabil di Rp15.000 per butir.

Faktor Penyebab Pergerakan Harga

Pergerakan harga pangan ini dipengaruhi berbagai faktor. Penurunan harga beras dan minyak goreng kemungkinan terkait dengan peningkatan pasokan dari daerah penghasil utama, sedangkan kenaikan harga cabai dan bawang dipengaruhi oleh stok yang terbatas serta permintaan yang meningkat.

Selain faktor pasokan dan permintaan, harga pangan juga dipengaruhi oleh cuaca dan musim panen. Beberapa komoditas, seperti cabai dan bawang, rentan terhadap perubahan iklim sehingga harga cenderung fluktuatif. Sementara itu, stabilnya harga beberapa komoditas lain, seperti gas elpiji 3 kilogram yang tetap di Rp20.667 per tabung, memberikan kestabilan bagi kebutuhan energi rumah tangga.

Tips Memantau dan Mengelola Pengeluaran Pangan

Bagi konsumen, memantau pergerakan harga pangan sangat penting agar dapat mengelola pengeluaran rumah tangga dengan efektif. Disarankan untuk membeli komoditas yang mengalami penurunan harga lebih banyak terlebih dahulu dan menyimpan sesuai kebutuhan, serta menyesuaikan pembelian komoditas yang harganya melonjak dengan penggunaan bijak.

Selain itu, pembelian di pasar tradisional maupun online bisa dibandingkan untuk mendapatkan harga terbaik. Konsumen juga disarankan untuk memanfaatkan informasi harga harian yang tersedia melalui media atau platform digital agar tetap mendapatkan harga wajar.

Dengan tren harga pangan yang bervariasi pada 27 Oktober 2025, masyarakat diharapkan tetap dapat menyesuaikan strategi belanja, memprioritaskan kebutuhan utama, dan menjaga anggaran rumah tangga tetap stabil. Fluktuasi harga, khususnya pada bumbu dapur, menjadi perhatian penting bagi konsumen dan pedagang agar ketersediaan pangan tetap terjaga tanpa membebani biaya hidup.

Terkini